SUARA HATI
this site the web

Stream in Education Philosophy

Education philosophy represent the applying from [common/ public] philosophy, hence greet to study the education philosophy will leave from philosophy. In meaning, education philosophy basically use the way of philosophy job and will use the pickings from philosophy, that is in the form of result of opinion human being about reality, knowledge, and assess.

In philosophy there are various sect, stream, like materialism, idealism, realism, pragmatism, and others. Because education philosophy represent the terapan from philosophy, while multifarious philosophy its stream manner, hence in education philosophy even also we will find various stream, at least as much stream of itself philosophy.

Brubacher ( 1950) grouping education philosophy at two big group, that is education philosophy " progressive" and education philosophy " Conservative". supported by pragmatism philosophy from John Dewey, and romantik naturalism from Roousseau. Secondary didsari by idealism philosophy, humanism realism ( rational humanism), and religion supernaturalisme realism or. The philosophy bear the philosophy of education esensialisme, perenialisme, etcetera.

Following stream in education philosophy:

1. Philosophy of Idealism Education
Idealism Philosophy look into that final reality soul, non items, non physical. Knowledge obtained by the five senses incomplete and dicey. This stream look into the value remain to and not change, like what told a goodness, real correct, beautiful, ugly basally [do] not change from generation to generation. Figure in this stream : Plato, Elea And Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali.

2. Philosophy of Realism Education
Realism represent the philosophy looking into reality by dualitis. Realism have a notion that reality essence is consisted of the world of spiritial world and physical. Realism divide the reality become two shares, that is subjek realizing and know one party and at others is the existence of realita of outside human being, which can be made object of human being knowledge. Some figure which beraliran realism: Aristoteles, Champion of Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill

3. Philosophy of Materialism Education
Materialism express that realism reality is items, non spirit, spiritual or supernatural. Some figure which beraliran materialism: Demokritos, Ludwig Feurbach

4. Philosophy of Pragmatism Education
Pragmatism viewed as a original America philosophy. But in fact have jetty to philosophy of empirisme English, having a notion that human being can know what natural human being. Some figure embracing this philosophy is: Charles Sandre Peirce, wiliam James, John Dewey, Heracleitos

5. Philosophy of Existentialism Education
This Philosophy focussed individual experience. In general, existentialism emphasize the creative choice, subjektif of experience of human being concrete action and from existence of human being for each;every rational scheme for the essence of human being or reality. Some figure in this stream : Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich

6. Philosophy of Education Progresivisme
Progresivisme non representing building of philosophy or selfsupporting philosophy stream, but represent a n movement and bevy founded in the year 1918. This stream have a notion that real correct knowledge present day might not be real correct in a period of/to coming. Education have to bent the mind to child of rather than focussed at teacher or payload area. Some figure in this stream : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff

7. Philosophy of Education esensialisme
Esensialisme is at philosophy of Conservative education which in the begining formulated as criticism progressive trend in school. They have a notion that progressive movement have destroyed the intellectual standard and moral of among young clan. Some figure in this stream: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed and Isac L. Kandell

8. Philosophy of Education Perenialisme
Representing a[n stream in education which born second century twenty. Perenialisme born as reaction to progressive education. They oppose the view progresivisme emphasizing change and something new. Perenialisme look into the world situation these days the full of chaos, uncertainty, and irregularity, especially in moral life, intellectual and social culture. Therefore need there the effort to pacify the the not all right that is by way of using to return the values or public principles which have come to the firm life view, strength and tested. Some this idea supporter figure is: Robert Maynard Hutchins and ortimer Adler

9. Philosophy of Education rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme represent the continuation from movement progresivisme. This movement born based for ascription that progressive clan only think and entangle the x'self with the existing society problem now. Rekonstruksionisme pioneered by George Count and Harold Rugg in the year 1930, wishing to develop;build the new society, fair and proper society. Some figure in this stream: Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg

CONCLUSION
Role of education Philosophy for teacher, with the philosophy of teacher metaphysics know the human being essence, specially child so that soybean cake how to treat and good for knowing education target. With the philosophy of epistemologi teacher know what have to be passed to a student, how to obtain;get the knowledge, and how to submit the the knowledge. With the philosophy of aksiologi teacher comprehend which must be obtained a student not only education amount but also life quality because the knowledge

determining education philosophy a teacher a set confidence owned and correlate the strength behaviorally teacher, that is: confidence of Teachership and study, student, knowledge, and what it is important to know

GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN DI KOTA MAKASSAR

Gambaran tentang kondisi pendidikan di Kota Makassar dipaparkan dalam dua kategori yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal sebagai faktor strategis yang sangat mempengaruhi kinerja Pemerintah Kota Makassar dalam mewujudkan pencapaian visis yang telah ditetapkan. Lingkungan internal merupakan faktor lingkungan yang langsung berpengaruh pada kinerja organisasi yagn umumnya dapat dikendalikan secara langsung, sedangkan lingkungan eksternal merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi akan tetapi di luar kondisi organisasi Pemerintah Kota Makassar.

Dalam penulisan RENSTRA ini gambaran kondisi pendidikan diuraikan berdasarkan jenjang pendidikan formal, yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas serta Sekolah Menengah Kejuruan sebagai berikut :

Lingkungan Internal
Keberhasilan pembangunan Kota Makassar dalam bidang pendidikan pada tahun terakhir menunjukkan angka yang relatif rendah dimana dari parameter pendidikan pada skala nasional nampaknya masih jauh tertinggal di banding kota lain di Indonesia. Diukur dari indicator kependudukan strategis sector pendidikan masih menempati peringkat ke 50 dari 60 kota di Indonesia sekalipun pada bidang tertentu beberapa pelajar telah mampu mencapai peringkat nasional hingga internasional seperti menjuarai Olimpiade mata pelajaran matematika dan fisika.

Secara umum kondisi pendidikan dasar di Kota Makassar secara internal digambarkan dengan sejumlah fasilitas dan pencapaian melalui program yang telah dan sedang berjalan dengan tendensi dasar mengacu kepada data Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan gambaran dasar pada grafik disamping sebagai berikut :

Disisi lain dengan keberadaan sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta yang berafiliasi pendidikan memberikan kesempatan luas kepada para pendidik dan tenaga kependidikan di Kota Makassar guna mengembangkan dirinya sehingga upaya peningkatan sumber daya manusia menjadi lebih mudah sebagai upaya mempersiapkan akreditasi guru sesuai amanat Undang-Undang No. 14 Tahun 2003 tentang Guru dan Dosen.

Sebagai daerah perkotaan maka potensi saran dan fasilitas pendidikan menjadi jauh lebih baik dibanding dengan daerah lain di Sulawesi Selatan, dukungan ini menjadi potensi besar dalam mengakselerasi pendidikan ke depan yang tergambar dari pencapaian sebagai berikut :

Pendidikan Pra Sekolah. Fasilitas Taman Kanak-Kanak (TK) sebanyak 247 unit yang terdiri dari 1 TK Negeri dan 246 TK swasta yang dilayani oleh 1.320 orang guru yang terdiri dari 429 orang guru PNS dan 891 orang guru non PNS yang menangani 12.215 orang murid yang terdiri dari 88 murid TK Negeri dan 12.127 murid TK swasta.

Sekolah Dasar (sederajat). Pada tahun 2005 angka partisipasi kasar (APK) SD sebesar 103,53% dengan Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 91,87% sedangkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) sebesar 102,99%. Tingkat drop out (DO) siswa SD sebesar 0,73% dan siswa mengulang berkisar 3,05% dengan jumlah lulusan SD sebanyak 20.254 orang.

Jumlah SD di Kota Makassar sebanyak 453 buah yang terdiri dari 365 SD Negeri dan 88 SD Swasta. Jumlah murid SD sebanyak 134.822 orang yang terdiri dari 112.178 murid SD negeri dan 22.644 murid SD swasta dengan 3.504 rombongan belajar. Jumlah ruang kelas sebanyak 2.686 dengan kondisi 55% baik, 26% rusak ringan, 5% rusak sedang dan 17% rusak berat.
Dalam rangka menggiatkan Program ‘Ayo Membaca’ yang dicanangkan Walikota Makassar terdapat perpustakaan sebanyak 231 unit pada SD dan 20 unit pada MI dan dukungan UKS sebanyak 308 UNIT.

Kegiatan pembelajaran ditangani oleh guru SD sebanyak 4.450 orang terdiri atas guru PNS sebanyak 3.297 orang dan guru non PNS sebanyak 1.153 orang.
Sekolah Menengah Pertama (sederajat). Pada tahun 2005 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP sebesar 81,97% dengan Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 63,56% sedangkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) sebesar 98,09%. Tingkat drop out (DO) siswa SMP sebesar 0,66 % dan siswa mengulang berkisar 0,51% dengan jumlah lulusan SMP sebanyak 15.632 orang.

Jumlah SMP di Kota Makassar sebanyak 161 unit yang terdiri dari 37 SMP Negeri dan 124 SMP swasta. Jumlah siswa SMP sebanyak 54.834 orang yang terdiri dari 31.658 siswa SMP negeri dan 23.176 siswa SMP swasta. Jumlah ruang kelas sebanyak 1.278 unit dengan kondisi 66% baik, 5,48% rusak ringan, 3,91% rusak sedang dan 2,35% rusak berat.

Jumlah sekolah yang memiliki fasilitas perpustakaan guna mendukung program Pemerintah Kota Makassar sebanyak 133 unit atau 82,61%, laboratorium sebanyak 124 unit, fasilitas lapangan olahraga sebanyak 107 unit dan UKS sebanyak 69 unit. Kegiatan pembelajaran ditangani oleh guru SMP sebanyak 4.013 orang terdiri atas guru PNS sebanyak 1.956 orang dan guru non PNS sebanyak 2.057 orang.

Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (sederajat). Pada tahun 2005 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA sebesar 74,38% dengan Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 54,32% sedangkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) sebesar 78,41%. Tingkat siswa SMA mengulang berkisar 0,66% dengan jumlah lulusan SMA sebanyak 15.632 orang.

Jumlah SMA/SMK di Kota Makassar sebanyak 185 unit yang terdiri dari 21 SMA Negeri dan 84 SMA Swasta, 8 SMK Negeri dan 73 SMK Swasta. Jumlah siswa SMA sebanyak 36.549 orang sedangkan siswa SMK sebanyak 19.985 orang. Jumlah ruang kelas sebanyak 1.409 unit dengan kondisi 97,44 % baik, 5,11% rusak ringan, dan 1,14% rusak berat.

Jumlah SMA/SMK yang memiliki fasilitas perpustakaan guna mendukung program Pemerintah Kota Makassar sebanyak 129 unit atau 69,73%, fasilitas laboratorium sebanyak 126 unit dan 10 unit bengkel kerja siswa SMK atau 12,35%, fasilitas lapangan olah raga sebanyak 65 unit dan UKS sebanyak 44 unit.

Kegiatan pembelajaran ditangani oleh guru SMA sebanyak 2.728 orang, terdiri atas guru SMA PNS sebanyak 1.427 orang dan guru SMA non PNS sebanyak 1.301 orang guru SMK sebanyak 1.970 orang, terdiri atas guru SMK PNS sebanyak 701 orang dan guru SMK non PNS sebanyak 1.267 orang.

Lingkungan Eksternal
Potensi jasa dan kemitraan dunia usaha merupakan peluang besar yang belum termanfaatkan secara optimal dalam pegnelolaan pendidikan di Kota Makassar. Kehadiran sejumlah perusahaan jasa telekomunikasi yang membentuk student community telah menjadikan subyek pendidikan dari Dinas Pendidikan Kota Makassar sebagai pasar aktif dan produktif namun impact yang diberikan belum menyentuh pada strategi dasar pembangunan pendidikan yaitu pemerataan mendapatkan kesempatan pendidikan.

Disisi lain, kehadiran bimbingan belajar telah menjadikan pelajar SD, SMP dan SMA sebagai pasar aktif guna meningkatkan pendapat lembaga namun keterikatan dan kontribusi langsung kepada Dinas Pendidikan belum sepenuhnya dibangun sehingga kehadiran lembaga bimbingan belajar dan Dinas pendidikan masih berjalan antagonis.

Sejumlah pusat pembelanjaan pun telah bertumbuh yang pada akhirnya akan menyerap sejumlah tenaga kerja lulusan SMA di Makassar sehingga peluang ini perlu dilirik dengan menyiapkan kurikulum yang bersesuaian dengan kebutuhan pasar tersebut dengan terlebih dahulu membangun kemitraan yang diwujudkan dalam MoU antara Dinas Pendidikan dengan Dunia Usaha.

Potensi jaringan dan akses komunikasi di Kota Makassar tak dapat dipungkiri sangat membangu upaya mendapatkan informasi bagi guru dan siswa olehnya itu perlu sistem pendataan kependidikan dan proses pembelajaran yang berbasis teknologi informasi yang dapat menjembatani kesenjangan guru yang belum mengikuti pelatihan dengan yang sudah mengikuti pelatihan.
Mencapai upaya ini maka pengembangan sistem informasi pendidikan berbasis Internet atau Visat merupakan terobosan yang tepat dengan tidak lagi berbasis pada sekolah tertentu tetapi menyeluruh pada seluruh sekolah di Kota Makassar. Upaya ini pada akhirnya dapat menjadi alternatif pelatihan jarak jauh bagi guru di kota Makassar dengan penggunaan internet disekolah atau rumah masing-masing.

Faktor Kunci Keberhasilan
Faktor kunci keberhasilan yang diyakini oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar dapat menunjang pencapaian visi dan misi pelaksanaan renstra yang telah ditetapkan adalah :
a. Kota Makassar sebagai gerbang jasa dan informasi pendidikan di Sulawesi Selatan.
b. Dukungan sarana dan prasarana yang memadai serta anggaran yang sesuai.
c. Tersedianya sumber daya manusia pendidik dan tenaga kependidikan yang professional dan berpegang pada nilai keagamaan dan budaya lokal.
d. Berperan aktifnya semua pendidikn dan tenaga kependidikan dalam melakukan fungsinya secara efektif, efisien serta akseleratif.
e. Terbangunnya kemitraan yang kuat antara dunia usaha dengan dunia pendidikan dengan prinsip pengasuhan yang saling menguntungkan.

a. Asumsi
b. Asumsi dasar pelaksanaan rencana strategies melalui faktor kunci keberhasilan meliputi :
a. Adanya stabiltias ekonomi, sosial dan keamanan Kota Makassar yang kondusif, mantap.
b. Adanya dukungan legislatif dan eksekutif yang aktif, responsive serta apresiatif terhadap pendidkan melalui perancangan kebijakan yang mengeliminir konflik, membangun kerjasama antara dunia usaha dengan dunia pendidikan.
c. Adanya kebijakan yang responsif terhadap permasalahan pendidikan guna mengeliminir konflik dalam sekolah.
d. Tersedianya dukungan dana guna pemenuhan sarana dan prasarana sekolah yang mengarah pada pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh masyarakat Kota Makassar baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
e. Adanya pengawasan dari masyarakat dan seluruh pemerhati pendidikan yang aktif dan bijak dalam pelaksanaan Pendidikan di Kota Makassar.
f. Berlangsungnya koordinasi aktif seluruh pihak terkait dan berwenang dalam penuntasan masalah pelajar.


TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Mengacu kepada peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 17 Tahun 2005 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pedndidikan Kota Makassar menyatakan bahwa Dinas Pendidikan Kota Makassar merupaskan unsur pelaksana pemerintah kota dipimpin oleh seornag kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah
Tugas pokok Dinas Pendidikan Kota Makassar adalah merumuskan, membina dan mengendalikan kebijakan di bidang pendidikan, meliputi pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga dan prasarana. Dalam melaksanakan tugas Dinas Pendidikan Kota Makassar menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan rumusan kebijaskan teknis di bidang pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga dan prasarana.
b. Penyusunan rencana dan program di bidang pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga dan prasarana.
c. Pelaksanaan pengendalian dan pengamanan teknis operasional di bidang pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga dan prasarana.
d. Pembinaan perizinan dan pelayanan umum di bidang pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga dan prasarana.
e. Pembinaan unit pelaksana teknis.

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Dinas
1. Kepala Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok sesuai kebijaksanaan Walikota dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, merumuskan kebijaksanaan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan tugas-tugas Dinas.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga dan prasarana.
b. Perencanaan dan program di bidang pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga dan prasarana.
c. Pembinaan pemberian perizinan dan pelayanan umum di bidang pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga dan prasarana.
d. Pengendalian dan pengamanan teknis operasional di bidang pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga dan prasarana;

Tugas Pokok Dan Fungsi Bagian Tata Usaha
1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Dinas Pendidikan.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :
a. Pengelolaan ketatausahaan;
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian;
c. Pelaksanaan urusan keuangan;
d. Pelaksanaan urusan perlengkapan;
e. Pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga;
f. Pengkoordinasian perumusan program kerja;

Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar
1. Bidang pra sekolah dan pendidikan dasar mempunyai tugas melaksanakan rencana program kurikulum pra sekolah dan pendidikan dasar, menilai dan menetapkan akreditas TK, SD dan SMP, mendata kebutuhan guru serta pelaksanaan pelatihan penguatan mutu pendidikan.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Bagian Pra Sekolah dan Pendidikan Dasar menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis pra sekolah dan pendidikan dasar;
b. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan belajar pra sekolah dan pendidikan dasar, pelaksanaan kurikulum nasional dan muatan lokal;
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program penyusunan konsep petunjuk pelaksanaan dan pengevaluasian pelaksanan kurikulum dan evaluasi belajar pelaksanaan;
d. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kebutuhan pengadaan dan penempatan tenaga kependidikan pra sekolah dan pendidikan dasar.
e. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis penyusunan konsep ujian dan pembinaan penyelenggaraan, usul akreditasi, pemberian bantuan guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta monitoring dan evaluasi kinerja kepala sekolah, penerimaan siswa baru, usul penyediaan dan penataran guru.
f. Pengelolaan administrasi urusan tertentu

Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pendidikan Menengah
1. Bidang Pendidikan Menengah mempunyai tugas melaksanakan rencana kegiatan bidang pendidikan menengah, memantau, mengevaluasi pelaksanaan kurikulum, menyusun konsep rencana kebutuhan, penempatan dan pemindahan guru dan tenaga kependidikan lainnya pada pendidikan menengah.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Bidang Pendidikan Menengah menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis pengkoordinasian kegiatan pendidikan menengah, pelaksanaan kurikulum, penempatan, pemindahan guru dan tenaga kependidikan lainnya ;
b. Penyiaspan bahan bimbingan dan pengembalian teknis penyusunan konsep dan petunjuk pelaksanaan dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum dan evaluasi belajar tahap akhir termasuk dokumentasi dan legalisasi hasil belajar;
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kebutuhan, pengadaan, penempatan tenaga kependidikan SMA, SMK, MA dan tenaga kependidikan lainnya.
d. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis penyusunan standar kompetensi siswa baru, menyusun juklak kegiatan belajar, menyusun kendali mutu (supervisi) pendidikan dan menyusun petunjuk pendirian dan penutupan sekolah;
e. Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga
1. Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijaksanaan teknis pendidkan luar sekolah, pemuda dan olahraga.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), bidang pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis kegiatan Pendidikan Luar Sekolah, kejar paket A, kejar paket B, kejar paket C, kelompok belajar usaha atau kejuruan lainnya dan kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat yang bersifat memberi pengetahuan dan keterampilan.
b. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program penganggaran biaya pendidikan luar sekolah serta program pemuda dan keolahragaan termasuk pelaksanaan kerjasama bidang pemuda dan olahraga, pemberian dukungan pelaksanaan olahraga di sekolah, pengembangan olahraga masyarakat/ tradisional, pelaksanana sertifikasi tenaga ahli / professional bidang pendidikan, pemuda dan olahraga.
c. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis di bidang kepemudaan meliputi kelompok produktif, sentra pemberdayaan pemuda, pertukaran pemuda antara propinsi dan antar negara, Sarjana Penggerak Pedesaan (SP3) dan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
d. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis di bidang keolahragaan meliputi kelompok berlatih olahraga tradisional, pekan olahraga pelajar, pekan olahraga masyarakat.
e. Pengelolaan adminstrasi urusan tertentu;

Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Sarana dan Prasarana
1. Bidang sarana dan prasarana mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijaksanaan teknis, pelaksanaan dan pembinaan teknis pengadaan, analisis kebutuhan, perawatan, pedoman pembakuan sarana dan prasarana sekolah, media pendidikan dan sarana tata usaha sekolah.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Bidang sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis di bidang sarana dan prasarana sekolah.
b. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pengadaan, pendistribusian, pendayagunaan dan perawatan sarana dan prasarana termasuk pembangunan infrastruktur TK, SD, SLTP, SMU dan PLS, kepemudaan dan keolahragaan dengan melakukan koordinasi dengan unit kerja yang terkait.
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pengadaan buku pelajaran dan bahan ajar TK, SD, SLTP, SMU dan SMK serta metode program PLS dan modul pembelajaran kepemudaan dan keolahragaan;
d. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian penyusunan data barang inventaris untuk pelaksanaan penghapusan sesuai kebutuhan perundang-undangan yang berlaku.
e. Pengelolaan administrasi urusan tertentu;

VISI, MISI, TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Sebagai implementasi dan Peraturan Daerah Kota Makassar No. 14 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pemerintah Kota Makassar Tahun 2004-2009 dirumuskan visi Pemerintah Kota Makassar yaitu :
Terwujudnya Makassar sebagai Kota Maritim, Niaga, Pendidikan yang Bermartabat dan Manusiawi.
Mencapai visi tersebut maka mengacu kepada Rancangan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Pendidikan Kota Makassar tahun 2005 maka di uraikan visi dan misi Pendidikan ditetapkan sebagai berikut :

Visi
Terwujudnya Makassar Tahun 2010 Menjadi
Kota Pendidikan Yang Kondusif, Bermutu Dan Merata

Misi
1. Misi penyelenggaraan pendidikan di Kota Makassar adalah sebagai berikut :
2. Meningkatkan keunggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kepada anak didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang dilandasi nilai-nilai keagamaan.
3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dalam menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
4. Menumbuhkan dalam diri peserta didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sikap demokratis, jujur, transparansi, akuntabilitas dan partisipatif.
5. Melakukan koordinasi antar instansi baik pemerintah maupun swasta dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.
6. Meningkatkan penegakan hukum yang optimal dalam bidang pendidikan.

Tujuan
1. Penyelenggaraan pendidikan bertujuan menghasilkan luaran yang mampu :
2. Menunjukkan kemantapan kecerdasan spiritual (SQ) dalam hubungan dengan iman dan moral dalam kehidupan masyarakat yang dinamis, terbuka dan modern.
3. Menunjukkan sikap demokratis dan jujur dalam kemajemukan agama, budaya, suku dan bangsa.
4. Mempertahankan dan meningkatkan kecerdasan intelektualitas (IQ) dan kemampuan teknis untuk memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan, teknologi dan seni.
5. Terus menerus meningkatkan kompetensi dengan belajar secara mandiri.
6. Mempertahankan dan meningkatkan kecerdasan intelektualitas dan kemampuan teknis untuk memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
7. Meningkatkan kecerdasan emosional (EQ) untuk menghadapi keunggulan kompetitif dalam persaingan regional, nasional dan global.
8. Mampu menggali dan mengembangkan serta memanfaatkan potensi alam sekitar untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Nilai-Nilai
Untuk menjaga konsistensi visi dan misi terutama dalam menjabarkan kebijaksanaan pembangunan pemerintah kota Makassar maka dibingkai dengan norma agama dan budaya lokal dengan konsepsi dasar sebagai berikut : Adanya efektifitas dalam pencapaian hasil, efisiensi dalam penggunaan sumber daya, akuntabilitas dalam penggunaan keuangan, akselerasi dalam mencapai tujuan, sustainability atau keberlanjutan program untuk generasi ke depan, pelayanan yang humanis dan nilai demokrasi guna mengeliminir konflik yang terjadi.

Strategi dan Kebijakan
Dalam rangka pencapaian visi dan misi maka strategi dasar yang digunakan adalah :

1. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dengan layanan optimal,
2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tenaga pendidik dan kependidikan serta out put pendidikan.
3. Kemitraan dunia usaha menggalang dukungan terhadap pendidikan.
4. Kemandirian sekolah dan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.
5. Optimalisasi informasi teknologi pendidikan dalam kemandirian dan akselerasi pendidikan.

Challenge of Teacher

At period to this time the more amount problem and demand faced by teacher. We can see at way of teaching those who this time more complete emphasizing at Iesson items, so that less see attitude forming, or pupil behavior. ' Teaching' more prioritize, non ' educating' itself student.


high Life demand cause the ideology learn clear becoming not. As a result they stir to earn life the addition for the shake of fulfilling family requirement. If idealist, they will become the good teacher but family can be messy.

Despitefully, instruction system by now differ from the past. This time assess a student only just just intellegence side. Hence a lot of pupil and teacher becoming stress because factor of good moral and skill is not weared as base of pass assessment.


good Teacher criterion :
1. Owning to feel the high self confidence. For that they have to master the items taught at one blow master the effective presentation method, efficient, and please
2. Able to make the pupil learn and aware of its duty as student
3. Giving inspiration and motivate to student so that can be made by peer in all matter of like behaviour, way of talking, and think
4. Can develop the potency of exist in protege, non forming such as those which we will, and not try to force will;desire
5. Able to conduct the Renewal - renewal according to epoch demand, and always think to future without forgetting passed and a period to now
6. keep abreast of technologi

Tantangan Dalam Pengembangan Bahasa Indonesia

Oleh : Harimurti Kridalaksana

BAHASA Indonesia adalah se¬buah unicum dalam jajaran baha¬sa-bahasa dunia maupun dalam sejarah bangsa Indonesia. Di ne¬gara-negara berkembang dewasa ini sulit dicari bahasa nasional selain bahasa Indonesia, yang mampu tegak dan berkembang secara alamiah dan diterima seca¬ra ikhlas sebagai bahasa persatu¬an oleh semua suku bangsa, yang berlain-lainan bahasa dan kebu¬dayaannya.

Inilah salah satu pres¬tasi para pelopor kemerdekaan pada tahun 1928, yang mungkin tidak akan dapat dicapai oleh generasi penerus sekarang ini. Pasti keadaan negara kita dalam hubungan dengan bahasa tidak seperti sekarang ini. bila baru sesudah merdeka kita membahas soal bahasa nasional. Bandingkan saja dengan keadaan negara-nega¬ra berkembang lain. yang sesudah merdeka baru memikirkan masa¬lah bahasa nasional. Banyak di antaranya yang tidak berhasil. ka¬rena terbukti bahwa bahasa mernpunyai aspek sosial politik yang cukup rumit.

Karena sejak awalnya berfungsi sebagai penyatu bangsa dan de¬ngan demikian sekaligus menjadi lambang identitas bangsa, dalam perjalanan sejarahnya bahasa In¬donesia tidak hanya sekadar me¬rupakan alat komunikasi dalam masyarakat beraneka bahasa saja, .melainkan juga merupakan pembentuk sikap budaya dan penentu nilai-nilai budaya bangsa yang bersatu. Jadi penggunaan bahasa bukan hanya menyangkut kemahiran bahasa saja, melainkan pengungkapan perilaku bangsa yang lebih mengunggulkan persatuan dan kebersamaan daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.Lebih dari itu penguasaan bahasa Indonesia juga menjadi tolak ukur kedewasaan dan kematangan prilaku masyarakat.

Di kalangan orang berseko¬lah dan terpelajar, kemampuan berbahasa Indonesia tidak man¬tap, Sangat mencolok kenyataan, bahwa banyak di antara kita tidak dapat mengembangkan pengeta¬huan dan keterampilan yang di¬peroleh di jenjang pendidikan permulaan untuk keperluan-ke¬perluan lanjut, karena kegairahan membaca rendah sekali dan sama sekali tidak ada kebiasaan meru¬juk pada bahan-bahan referensi, seperti kamus, ensiklopedia, atau buku tata bahasa. Sebuah contoh konkret ialah banyaknya kesalah¬an ejaan di berbagai kalangan masyarakat, karena orang tidak pernah berusaha membuka-buka Pedoman Ejaan Bahasa Indone¬sia Yang Disempumakan. Ke¬nyataan ini membuat banyak kai¬dah bahasa menjadi labil, karena penutur tidak menguasainya de¬ngan sungguh-sungguh dan tidak mampu menerapkannya; padahal hubungan timbal-balik yang erat antara kaidah bahasa dan penutur bahasa tidak dapat diabaikan da¬lam usaha-usaha pengembangan bahasa,

tersebut di atas sebenarnya tidak lain daripada cermin tidak berakarnya kebiasa¬an membaca dan menulis dalam masyarakat. Bila ada, kebiasaan itu hanyalah terbatas pada lapisan tertentu di kota-kota tertentu di negeri kita ini. Pertanda paling konkret dalam bentuk lain ialah, tidak berkembangnya dunia per¬bukuan kita. Perhatikan saja, betapa kecil perbandingan antara buku yang terbit dengan jumlah penduduk di negeri yang besar ini. Pembaca pun dapat mengeta¬hui hal itu dari keluhan para penerbit akhir-akhir ini tentang merosotnya minat beli buku da¬lam masyarakat. Memang hal itu kembali selalu pada kenyataan, "yang mau tidak mampu, yang mampu tidak mau membeli bu¬ku". Namun akibatnya yang ga¬wat bagi masa depan bangsa kita, khususnya dalam bidang pendi¬dikan, teknologi, ilmu pengetahu¬an, dan kebudayaan, kiranya kita pahami semua.

Di samping ketiga tantangan dari dalam tersebut, ada lagi an¬caman dari luar, yang selama ini tidak diperhatikan orang, yakni pengaruh buruk bahasa Inggris. Banyak salah paham terjadi me¬ngenai fungsi bahasa dunia itu di negeri kita. Pengaruhnya yang baik bagi bangsa dan bahasa kita tidak diingkari. Bila kita ingin maju dan ingin mengambil man¬faat dan pengalaman dari kebu¬dayaan dan teknologi internasio¬nal, kita harus menguasai bahasa Inggris secara sungguh-sungguh.
Sayang sekali, terlalu banyak orang yang belum mahir berbaha¬sa asing ini merasa sangat mampu dan langsung menerapkan serta mempergunakannya secara keli¬ru. Ungkapan-ungkapan bahasa Inggris yang menggelikan justru muncul dalam penggunaan baha¬sa publik; dan inilah yang me¬nyebar dan meresap di kalangan generasi muda, sehingga gagallah semua yang diajarkan para guru di sekolah'

Pengaruh buruk lain nampak dalam sikap budaya yang lazim disebut snobisme: orang yang bi¬sa berbahasa Inggris (walaupun jelek) menganggap diri lebih dari orang yang tidak tahu bahasa Inggris. Pengaruh ini bukan ha¬nya menulari anak-anak dan re¬maja melalui orangtua mereka, yang dihinggapi sikap semacam itu, melainkan juga melanda para cendekiawan yang sering mem¬bumbui percakapannya dengan kata-kata Inggris yang diperguna¬kan secara salah, karena makna dan gramatikanya hanya diketa¬hui setengah-setengah, dan dila¬falkan secara menggelikan. Para cendekiawan yang seharusnya memberi teladan itu tentunya me¬mahami, bahwa di manapun di dunia ini, kepribadian bangsa yang kuat ditandai oleh kebang¬gaan mempergunakan bahasa sendiri secara cermat dan rapi.

Tidak ada gunanya kita membahas masalah peristi¬lahan, metode mengajar bahasa, penerjemahan, dan sebagainya, kalau hal-hal yang mendasar tadi belum diatasi. Perhatian kita yang terlampau berlebihan terha¬dap hal-hal yang "supra-struktu¬ral" semacam itu, mengandung bahaya. bahwa nantinya bahasa Indonesia hanya akan menjadi medium para elite, dan kembali¬lah bahasa Indonesia ke status "Melayu Tinggi" seperti beberapa puluh tahun yang lalu.

Tantangan-tantangan tadi me¬mang tidak dapat dihindarkan dan perubahan dalam segala as¬pek kehidupan kita pasti terjadi, tetapi kita toh harus menjawab pertanyaan, "dalam menghadapi masa . depan, kita ingin menjadi subyek atau harus pasrah menja¬di obyek dari nasib kita sendiri?
Untunglah dewasa ini bahasa Indonesia sudah mempunyai mo¬dal yang sangat besar, yaitu ke¬nyataan, bahwa:

1. status dan fungsinya tidak di¬persoalkan orang lagi
2. bahasa persatuan kita itu su¬dah meluas ke segala aspek kehidupan
3.sebagai alat komunikasi untuk segala aspek kehidupan ma¬syarakat, bahasa kita itu sudah menampilkan secara meyakin¬kan daya ekspresi dan kelu¬wesannya, baik dalam gramati¬ka maupun dalam kosa kata¬nya - tidak kalah dengan ba¬hasa-bahasa modern lain. Adalah tugas kita bersama Un-
tuk menjadikannya bahasa kebu¬dayaan bagi bangsa yang berkep¬ribadian kuat.

Tantangan Seorang Guru

Oleh : Ahmadi Haruna

Pada masa sekarang ini lebih banyak masalah dan tuntutan yang dihadapi seorang guru. Bisa kita lihat pada cara mergajar mereka yang sekarang ini lebih menekankan pada ketuntasan materi pelajaran, sehingga kurang melihat pada pemben­tukan sikap, atau perilaku murid. 'Mengajar' lebih didahulukan, bukan 'mendidik' siswa itu sendiri."

Tuntutan hidup yang tinggi menyebabkan ideologi guru menjadi tidak jelas. Akibatnya mereka sibuk mencari nafkah tambahan demi memenuhi kebutuhan keluarga. Kalau idealis, mereka akan menjadi guru yang baik tetapi keluarga bisa morat-marit.

Di samping itu, sistem pengajaran sekarang juga berbeda dengan masa lalu. Sekarang ini menilai

seorang siswa hanya pada sisi kecerdasan saja. Maka banyak murid dan guru yang menjadi stress karena faktor keterampilan dan moral yang baik tidak dipakai sebagai dasar penilaian kelulusan.

Kriteria guru yang baik ialah:

1.Memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Untuk itu mereka harus menguasai materi yang diajarkan sekaligus menguasai metode penyajian yang efektif, efisien, dan menyenangkan.

2. Mampu membuat murid belajar dan sadar akan tugasnya sebagai siswa .

3. Memberikan inspirasi dan motivasi kepada siswa sehingga dapat dijadikan panutan dalam segala hal seperti tingkah laku, cara bicara, dan berpikir.

4.Bisa mengembangkan potensi yang ada pada anak didik, bukan membentuk seperti yang kita mau,

dan tidak berusaha memaksakan kehendak.

5. Mampu melakukan Pembaruan – pembaruan sesuai tuntutan zaman, dan selalu berpikir ke masa depan tanpa melupakan yang telah lewat dan masa sekarang.

6. Aktif mengikuti perkembangan IPTEK.

Bridge to the Smart Child and Exeed

If at epoch ahead endow the estae which do not used up during seven generation can make the parent feel the peace of child future will its, hence these days that matter have been replaced a education. Estae at one time can used up, but knowledge and skill obtained education will never lose. Therefore, a lot of old fellow ready to hold the bag any kind of, so long as its child obtain;get the good education. And, if can, after the time/date of early.

Speak the insufficient child education problem in fact limited to forging cognate ability, knowledge heaping, or simply improving potency of intelegensi or Intellegence Quotient ( IQ). Socialization And forming of Emotional Intelligence ( EI) become the something else which must diemban by education systems. As respects to values cultivation accompanied the understanding of ethic kindness so that especial target instruction and education till a self-supporting and adult human being can be reached

Thereby in learning a child not merely memorizing, considering, and understanding theory but expected also application able to all that in real life. In term UNESCO learn that is to know, to do, to be, and to live together.

EDUCATION PARADIGM

Antarina SF Amir, Managing Director High / scope Indonesia say that all education form, good that informal and also formal have to be drawn up to educate a individual in making a choice and ugly based for knowledge got at school, society, family, friend, or from literature. So that thereby adulthood and independence a individual can be existed.

Farther He explain that there is two big paradigm exist in in the world of education, first paradigm behavioristik which see that process learn is like behaviour, become must be done repeatedly until that human being able to, and paradigm konstruktivis saying that somebody can develop;build its own knowledge and non formed by others.

" If systems first, we learn that its teacher stand up and explain, nonstop given the practice. If can follow what teacher word mean you have a gift for the. Result from this theory is high academic achievement, test the high score, but he/she become the professional which skilled worker. Later;Then people start to bolt the, people have started to change that learning is concerning investigation and enquire. Become the child have a gift for theoritical of this study is productive and creative. And its end result become the inventor, creative desainer in the field of science, art and technological, becoming leader which inovatif and become the entrepreneur," say Antarina

this paradigm Konstruktivis later;then open the new discourse about way of learning democratic whereabout teacher and pupil can each other being happened the process learn and teach the. Teacher non single handle of knowledge authority in class, child can be given the independence to learn by exploiting immeasurable source learn adequate, given the firmness and motivate.

 

Suara Hati

Pendidikan. . . .Artikel. . . . Politik . . . . Berita. . . . Puisi. . . .

Contact